Studi Ungkap Kegemukan Tingkatkan Risiko Detak Jantung Tak Teratur
Selasa, 02/06/2015 10:14 WIB
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta, Sebuah studi mengungkapkan bahwa kegemukan dapat 'mengganggu' kesehatan jantung, di antaranya meningkatkan risiko gangguan irama jantung. Jangan anggap sepele, kondisi ini juga dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke dan gagal jantung.
Hasil ini didapat dari hasil tinjauan data 51 studi yang dipublikasikan sebelumnya. Studi-studi ini melibatkan total sekitar 600 ribu responden. Dari tinjauan data tersebut ditemukan bahwa obesitas alias kegemukan dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan jantung.
"Peningkatan risiko ini bisa diturunkan dengan mengurangi berat badan," kata penulis studi tersebut, Dr Prashanthan Sanders, dari University of Adelaide, seperti dikutip dari News Max Health, Selasa (2/6/2015).
Fibrilasi atrium atau FA merupakan bentuk gangguan irama jantung yang sering disebut aritmia alias ketidakteraturan denyut jantung. Kondisi ini menyebabkan ruang atas jantung (atrium) tidak berdenyut sebagaimana mestinya. Akibatnya darah tidak terpompa sepenuhnya dan pada akhirnya menyebabkan pengumpulan dan penggumpalan darah.
Menggunakan data dari 16 penelitian yang melibatkan sekitar 6 ribu respoden, tim peneliti menemukan bahwa setiap kenaikan 5 poin pada indeks massa tubuh berkaitan dengan risiko 13 persen lebih besar dari FA.
Tak cuma masalah pada jantung, Dr Oussama Wazni dari Cleveland Clinic di Ohio juga menegaskan bahwa kegemukan meningkatkan risiko apapun pada kesehatan, termasuk risiko efek samping dari tindakan operasi.
"Jika pasien bisa menurunkan berat badan, mereka akan merasa lebih baik secara umum dan mereka akan memiliki lebih sedikit risiko hipertensi, diabetes dan fibrilasi atrium," papar Wazni.
(ajg/up)
No comments:
Post a Comment