"Saya terimakasih sekali sama orang-orang yang mengurus ini, saya tidak tahu dimana jenazah bapak. Terimakasih masih ada yang peduli. Dari dulu tidak tahu, sudah 50 tahun," kata Sri Murtini (61), salah satu warga Kendal yang ayahnya turut menjadi korban.
Koordinator Perkumpulan Masyarajat Semarang untuk Hak Asasi Manusia, Yunantyo Adi mengatakan dengan dilakukan prosesi pemakaman, keluarga tidak perlu khawatir dan sembunyi-sembunyi jika ingin berziarah.
"Ini momen perdamaian, sejarah damai luka-luka masa lalu. Jangan sampai terjadi lagi," kata Yunantyo.
Koordinator Perkumpulan Masyarajat Semarang untuk Hak Asasi Manusia, Yunantyo Adi mengatakan dengan dilakukan prosesi pemakaman, keluarga tidak perlu khawatir dan sembunyi-sembunyi jika ingin berziarah.
"Ini momen perdamaian, sejarah damai luka-luka masa lalu. Jangan sampai terjadi lagi," kata Yunantyo.
No comments:
Post a Comment