Dentuman senjata api pun menggema berkali-kali di tengah hutan yang kini menjadi milik Perhutani KPH Kendal. Satu persatu teman Sudirman tergeletak bersimbah darah, bahkan ada yang ditembak lebih dari sekali karena tak langsung mati.
"Ya ditembak di sekitar sini dan sini," ujar Sudirman sambil menunjuk dada dan kepalanya.
Kala itu Sudirman hanya bisa pasrah menunggu giliran peluru menghujam tubuhnya. Namun ternyata ia selamat karena peluru aparat habis untuk mengeksekusi 28 orang tersebut.
Bersama tawanan lain yang ditunda eksekusinya, Sudirman kembali ke pabrik padi di Kaliwungu. Bahkan selama 8 tahun dia ditahan di beberapa lokasi yaitu Kendal, Nusakambangan Cilacap dan tahanan di Semarang.
"Istri saya juga diambil orang. Tapi Alhamdulillah saya selamat, tidak tahu kenapa, ada yang bilang saya punya aji-aji (jimat)," kata warga asli Sekopek, Kaliwungu, Kendal itu.
Keluar dari tahanan, Sudirman menikah lagi dengan istri yang sampai saat ini masih hidup bersamanya. Ia selalu ingat tragedi yang menimpa teman-temannya yang dibantai di tengah hutan.
Merasa menjadi satu-satunya saksi yang masih hidup, selama puluhan tahun Sudirman mendatangi kuburan massal itu dengan sembunyi-sembunyi. Warga yang mengetahui ada kuburan di tengah hutan tersebut rata-rata hanya menjadikannya tempat keramat dan mencari wangsit.
"Ya ditembak di sekitar sini dan sini," ujar Sudirman sambil menunjuk dada dan kepalanya.
Kala itu Sudirman hanya bisa pasrah menunggu giliran peluru menghujam tubuhnya. Namun ternyata ia selamat karena peluru aparat habis untuk mengeksekusi 28 orang tersebut.
Bersama tawanan lain yang ditunda eksekusinya, Sudirman kembali ke pabrik padi di Kaliwungu. Bahkan selama 8 tahun dia ditahan di beberapa lokasi yaitu Kendal, Nusakambangan Cilacap dan tahanan di Semarang.
"Istri saya juga diambil orang. Tapi Alhamdulillah saya selamat, tidak tahu kenapa, ada yang bilang saya punya aji-aji (jimat)," kata warga asli Sekopek, Kaliwungu, Kendal itu.
Keluar dari tahanan, Sudirman menikah lagi dengan istri yang sampai saat ini masih hidup bersamanya. Ia selalu ingat tragedi yang menimpa teman-temannya yang dibantai di tengah hutan.
Merasa menjadi satu-satunya saksi yang masih hidup, selama puluhan tahun Sudirman mendatangi kuburan massal itu dengan sembunyi-sembunyi. Warga yang mengetahui ada kuburan di tengah hutan tersebut rata-rata hanya menjadikannya tempat keramat dan mencari wangsit.
Halam
No comments:
Post a Comment